Hastomobudirizaldi.blogspot.com follow us twitter @budi_rizaldi - semoga dapat menambah wawasan kita-

Minggu, 26 Mei 2013

Islam Di Indonesia




Eksistensi Agama Islam dalam Pengaruh Ekonomi dan Kebudayaan Di Masyarakat Indonesia
Oleh Rizaldi Budi Hastomo (Tugas KTI)
            Indonesia merupakan negara yang memiliki landasan bhineka tunggal eka yang berarti berbeda beda namun tetap satu, dalam ajaran agama Islam, Islam mencontohkan sikap toleransi kepada selain agama Islam sehingga menjadikannya Indonesia satu kesatuan yang berdaulat atas keTuhanan Yang Maha Esa. Dalam perkembangan Indonesia, agama Islam mengambil peran sangat penting dalam pengaruh kemajuan Indonesia dari segala aspek, hal tersebut dapat kita lihat dari salah satu aspek perdagangan. Penyebaran budaya Islam di Indonesia berlangsung secara damai dan evolutif. Islam berkembang lewat perantaraan bahasa Arab. Kontak awal Islam dengan kepulauan nusantara mayoritas berlangsung di pesisir pantai,
khususnya melalui aktivitas perdagangan antara penduduk lokal dengan para pedagang Persia, Arab, dan Gujarat (India). Kontak-kontak ini memungkinkan proses asimilasi, sinkretisasi, dan akulturisasi budaya (Seta Basri/2012). Hingga saat ini dakwah terus berlanjut sehingga agama Islam sangatlah eksis di zaman ini. Dari sisi aspek ekonomi agama Islam juga sangat mengambil peran penting dalam kemajuan Indonesia, karena agama Islam mengajarkan akhlak untuk berbagi dengan sesama.
            Agama Islam di Indonesia saat ini telah berkembang pesat, hal tersebut dibuktikan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah agama Islam, Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia merupakan pemeluk agama Islam (wikipedia.org). Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia tokoh-tokoh muslim mengambil peran yang sangat penting dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia seperti halnya tokoh Soekarno, pangeran Dipenogoro, Moh.Hatta, dan lain lain. Mereka semua adalah pahlawan bangsa Muslim yang memiliki semangat nasionalisme untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan negara lain.
            Dalam konteks waktu di era modern ini, agama Islam telah berkembang dengan merata walaupun ada daerah-daerah yang belum dapat dijangkau oleh orang-orang muslim karena bisa faktor geografis dan kepercayaan lain yang sangat mengental, biasanya terjadi kerena paksaan budaya itu sendiri, Indonesia memang merupakan kaya akan keberagaman budaya yang khas pada setiap daerah yang nota bene  sangat sakral dan wajib untuk dilaksanakan, oleh karena itu agama Islam memiliki tantangan menyikapi hal tersebut dengan toleransi.
Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil oleh akal, budi yang berupa cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang tidak lepas dari nilai ketuhanan. Adapun akal budi meliputi :
            Pertama, cipta merupakan kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia hal yang ada dalam pengalamanya secara lahir dan batin . hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.
            Kedua, karsa merupakan kerinduan manusia untuk menyadari tentang asal-usul manusia sebelum lahir dan ke mana manusia sudah mati. Hasilnya berupa norma-norma agama dan kepercayaan.
            Ketiga, rasa merupakan kerinduan manusia akan keindahan sehingga menibulkan dorongan untuk menikmatinya. Manusia pada dasarnya selalu merindukan keindahan dan menolak keburukan atau kejelekan. Hasil dari perkembangan rasa yaitu terjelma dalam  dalam bentuk berbagai norma keindahan yang kemudian menghasilkan berbagai macam kesenian. Sementara itu , hasil budaya manusia dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.kebudayaan jamaniyah (kebudayaan fisik) seperti benda-benda ciptaan manusia, misalnya alat perlengkapan hidup.
2.kebudayaan rohaniyah (non-material), yaitu hasil ciptaan yang tidak dapat dilihat dan diraba, seperti agama, ilmu pengetahuan, bahasa dan seni.
      Kebudayaan tidak diperoleh manusia sebagai warisan atau generatif (biologis) namun hahya mungkin diperoleh dengan belajar dari masyarakat. Tanpa masyarakat manusia akan mengalami kesulitan dalam membentuk budaya. Sebaliknya, tanpa budaya manusia tidak dapat memepertahakan kehidupanya. Justru dengan adanya kebudayaan dapat digunakan untuk membedakan manusia dengan hewan.
            Islam adalah agama yang mengajarkan semua hal yang baik. Ketika zaman jahiliyah dan budaya bangsa lain yang penuh dengan kebudayaan, Islam datang dengan sikap toleransi dan sikap baik pada masa Islam berdakwah yang tidak langsung melakukan paksaan untuk merubah cepat budaya jahiliyah dan bangsa lain pada waktu itu, hal tersebut dapat kita teladani dan kita terapkan bagi umat muslim terutama dalam kehidupan di era Indonesia ini, hal tersebut dapat menjadikan masyarakat Indonesia akan menjadi satu kesatuan bhineka tunggal eka.
            Di era Globalisasi saat ini, ekonomi Indonesia berkembang pesat, pada  tahun 1950 sistem ekonomi Indonesia adalah liberal yang diusung oleh Adam Smith, tetapi karena kelemahan-kelemahan dalam sistem ekonomi liberal akhirnya menimbulkan banyak kritikan dalam sistem ini hingga selama 9 tahun sistem ini berjalan, pada tahun 1959 Indonesia menganut sistem ekonomi sosialisme, namun setelah 7 tahun berjalan Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila namun saat ini sistem ekonomi Indonesia dapat terbantu oleh ajaran agama Islam karena Islam mengajarkan ibadah yang dapat membantu ekonomi masyarakat kurang mampu atau miskin seperti zakat, shadaqah, infaq, dan lain sebagainya. Dalam hal ini menurut penulis sistem yang sebaiknya diterapkan Indonesia adalah sistem ekonomi Islam. Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin menyatakan, penerimaan dana zakat yang terhimpun selama 2010 mencapai Rp 1,5 triliun.Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 1,2 triliun."Diharapkan ke depan akan meningkat menjadi angka 20%, sehingga potensi zakat Indonesia mencapai Rp 100 triliiun per tahun," katanya di Jakarta, Kamis (17/3/2011).Didin menambahkan, dana zakat itu semuanya disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Penerimaan manfaat zakat di seluruh indonesia mencapai angka 2,28 juta orang atau 9,03% dari seluruh jumlah penduduk miskin Indonesia.Sosilisasi zakat nasional itu juga diisi dengan acara penandatanganan sejumlah nota kesepahaman antara Baznas dan sejumlah BUMN, melalui beberapa program pengurangan kemiskinan, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan.Salah satu program itu adalah pembangunan 100 rumah sehat yang membutuhkan dana sebesar Rp2 miliar. Rumah sehat itu bisa (INILAH.COM, Jakarta). Dalam hal yang telah disebutkan Indonesia memang terbantu dibidang ekonomi.

            Sistem ekonomi Islam adalah sistem yang menghargai kepemilikan individu yang memberikan kebebasan pada pasar. Tetapi, kebebasan yang diberikan kepada individu dan pasar adalah kebebasan yang beretika. Kebebasan yang tidak sebebas-bebasnya, kebebasan yang mendapat rambu-rambu ketentuan agama Islam yang hakekatnya sangatlah adil. Jika seluruh masyarakat Indonesia mampu memaknai agama Islam maka negara ini akan makmur dan sentosa karena jika kita hitung bila seorang berinfak 1000 rupiah setiap harinya maka dalam sebulan terkumpul 30.000 rupiah dikalikan 238 juta(Penduduk Indonesia saat ini) maka akan diperoleh Rp 7.140.000.000.000, uang sebesar itu dapat dijadikan dan pembangunan suatu daerah secara bergilir di seluruh Indonesia setiap bulannya.
            Eksistensi agama Islam di Indonesia sangat berpengaruh dari segala aspek yang ada terutama pada bidang kebudayaan dan ekonomi. Maka dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa agama Islam merupakan agama yang eksis dalam pengaruh kebudayaan dan ekonomi yang saat ini terus berkembang sesuai keadaan zaman era modern.

           
           









DAFTAR PUSTAKA
Media Internet

Media Pustaka
Ø  Muhammadiyah Suara. 2011. Umat Islam bukan Pendatang di Negeri ini (suara muahammadiyah edisi16). Yogyakarta:Yayasan Badan Penerbit Pers “Suara Muhammadiyah”
Ø  Mahfud Choirul. 2010. Islam berbicara pendidikan dan pengajaran(muahammadiyah edisi 05). Yogyakarta:Yayasan Badan Penerbit Pers “Suara Muhammadiyah”
Ø  Muhammadiyah Suara. 2011.Pengaruh kejayaan Islam di Indonesia (suara muahammadiyah edisi 17). Yogyakarta:Yayasan Badan Penerbit Pers “Suara Muhammadiyah”




0 komentar:

Posting Komentar