Cerpen oleh:
Rizaldi
Budi Hastomo
Motto
: Waktu terus berputar dan waktu sangat
berharga untuk mencapai masa depan dan janganlah lupa berIbadah kepada Allah
SWT ,serta jauhilah larangan-larangan-Nya.
Sebuah Cerpen Nyata
IKHTIAR DAN TAWAKAL SOSOK SEORANG AYAH
Pada
Suatu hari tinggalah seorang Ayah yang kesehariannya mabuk, judi, dan
menghabiskan uangnya, Sehingga hal tersebut menjadikannya orang yang dijauhi
dari masyarakat sekitarnya. Kelurganya pun blum bias menyadarkan sang Ayah
tersebut agar tidak berbuat yang tidak baik karna sangat memalukan bagi
keluarganya.
Suatu
ketika Ayah tersebut sedang mabuk dan berselingkuh dengan wanita lain, ketika
itu tak sengaja seorang tetangganya melihat perbuatannya tersebut diluar kaca
jendela ,tetangganya pun langsung melaporkannya kepada Istrinya, ketika Istrinya
mendengar kabar tersebut, Istri tersebut langsung menghubungi sang suami
tersebut, namun sudah dihubungi tetap saja sang suami tetap menghiraukan, hingga
beberapa kali ia coba namun hasilnya tetap saja nihil, rasa khawatir bercampur
marah pun kian meninggi bagaikan gunung api yang mengeluarkan awan panas dan
lahar .si Istri tidak putus asa dia pun mengirimkan sebuah pesan singkat melalu
handphonenya yang isinya ia akan menceraikan suaminya besok pagi .
Ketika
si Ayah tersebut sedang asyik berfoya-foya dengan mabuk,berjudi,dan
berselingkuh dia ingat dengan anak-anaknya di rumah dan istrinya. dia pun sadar
sehingga dia tidak jadi berhubungan dengan selingkuhannya itu karena ia teringat
keluarganya. sang Ayah tersebut lalu melihat handphonenya yang ternyata ia
telah di hubungi oleh sang Istri, ketika ia melihat pesan dari Istrinya alangkah
terkejutnya dia karena Istrinya akan menceraikan ia.
Si
Suami pun menghubungi sang Istri dengan harapan Istrinya tersebut mau
bernegoisasi dengannya. ketika Istrinya mengangkat handphonenya langsung
menjawab “Assalamualaikum Yah”kata Istri, lalu sang Suami menjawabnya
“Waalaikumusalam bu, maaf Ayah baru menghubungi Ibu“kata Ayah, ”Tidak apa-apa”kata
Istrinya, ”ngomong-ngomong soal pesan yang Ibu berikan kepada Ayah itu
sungguh-sungguh kah?”kata Ayah, ”Iya itu memang keputusan yang bijaksana yang
Ibu buat“Kata Istrinya, ”bisa kah kita membicarakan soal ini nanti di rumah?”kata
Ayah, “mungkin di pengadilan aja yang adil”kata Istrinya, “maafkan Ayah
bu..”kata Ayah”. lalu seketika Istrinya memutuskan pembicaraan.
Setelah
itu sang Ayah pun langsung segera pulang dengan tergesa-gesa. Ketika sampainya
di rumah,keadaan pun berubah karena di rumah tersebut terlihat sepi hanya ada
anaknya yang pertama, ”kemana semuanyak nak?”kata sang Ayah, ”sedang pergi
yah..”kata anaknya, ”kemana nak??”kata Ayah, “belum tau yah..,ehm yah aku minta
uang buat bayar sekolah dong..soalnya kalau belum bayar nanti aku belum bisa
ikut ujian sekolah”sahut anaknya.dengan perasaan tak enak ,dan berfikir uangnya
habis untuk berfoya-foya, Ayah tersebut menjawab pertanyaan anaknya itu ”maaf
nak uang bapak belum cukup untuk bayar sekolah kamu”. dengan perasaan kecewa
dan sedih anak tersebut akhirnya kembali melanjutkan aktivitasnya,perasaan Ayah
pun semakin bingung, lalu dia mengfikirkan bahwa Istrinya dan Anaknya pergi ke
mertuanya.
Sang
Ayah pun merasakan tidak enak terhadap anak pertamanya tersebut, lalu Ayah
tersebut mencarikan uang untuk membayarkan sekolah anaknya dengan cara
berkeliling kampung bertemu warga demi warga yang mau mengutanginya, namun tak
ada satu pun yang mau membantunya karena warga setempat menganggap bahwa Ayah
tersebut akan menggunakan uang tersebut untuk berfoya-foya.
Sang
Ayah pun semakin bingung mau mencari kemana lagi uang yang sangat
diperlukannya, tiba-tiba Istrinya menghubungi Ayah tersebut, dengan perasaan
senang namun sedikit tidak yakin dia menjawab “Assalamualaikum bu..,ada apa?”, ”Walaikumusalam
yah,Ibu mau meminta uang kepada bapak buat membayar biaya berobat anak
kita”kata Ibu tersebut, ”loh emang ada apa dengan anak kita bu..”jawab Ayah.
“anak kita sedang sakit demam dan sekarang Ibu membutuhkan obat buat anak
kita”kata Ibu tersebut. “maaf bu,Ayah belum punya uang”sahut Ayah. Istrinya pun
marah dan langsung mematikan handphonenya.
Sang
Ayah sangat-sangat bingung seakan tak ada harapan lagi hingga dia berpikir akan
bunuh diri malamnya itu saja, karena banyak masalah-masalah menumpuk menjadi
satu. akhirnya dia pergi ke dapur untuk mengambil seutas tali dan kain yang
kuat lalu ia bentuk lali itu seperti lingkaran yang cocok untuk
kepalanya,setelah itu ia talikan di atas plafon kamar mandinya.
Ketika
semua sudah siap, dian mencoba untuk bunuh diri, namun saat dia mendengar
gemercik air, dia menjadi teringat bahwa dia belum sholat, dia berfikir bahwa “Astagfirullah, selama ini aku menghiraukan
perintah-MU ,Ya Allah, Maafkan hamba.Oke sebelum aku mulai bunuh diri alangkah
baiknya aku sholat terlebih dahulu untuk yang terakhir kalinya sebelum
meninggal”
Lalu
Ayah tersebut mengambil air wudhu dan langsung sholat lalu berdo’a untuk diberikan
kemudahan dalam mencari rizki yang halal, setelah selesai dia melihat disampingnya
terdapat Al-Qur’an dan dia kembali berfikir ”Ehm..Aku jarang ngaji,Apa
mendingan ngaji dulu ya.”, akhirnya Ayah tersebut mengaji hingga satu Al-Qur’an
ia baca, dan tak terasa hingga sudah larut malam,akhirnya ia pun berfikir bahwa
sebaiknya bunuh dirinya ditunda karena sudah larut malam.
Pagi
harinya, ketika adzan shubuh berkumandang dia terbangun karena dia teringat
jarang sholat shubuh, ia pun sholat. saat fajar telah tiba dia pun berfikir bahwa
sebaiknya ia gunakan waktu hari in untuk mencari uang. namun hari itu dia tidak
mendapatkan apa-apa, ia pun ingat dengan Istrinya yang hari ini akan
menceraikannya, Ia pun tidak datang memunuhi panggilan itu.
Ia
pun langsung kembali ke rumah, di rumah dia bingung mau melakukan apa. Sorenya
terdengar suara pukulan pintu yang sangat keras dari depan rumah, dia berfikir
“kenapa sih ni orang gak sopan banget”, ia langsung membukakan pintu tersebut,
namun ketika di buka muncul dua orang berpakaian preman,sang Ayah bertanya ”ada
apa kalian kesini”, “kami kesini ingin mengih untang bapak yang bapak pinjam
dulu untuk berfoya-foya!”dengan lantang mereka menjawab, sang Ayah terkejut
karena ternyata ia memiliki hutang, “memang berapa hutang saya?”kata Ayah, “20
juta pak!”jawab mereka, “aduh saya belum punya uang segitu tolonglah beri saya
waktu”kata Ayah, “Oke kami beri waktu dalam 3 hari kalau lebih dari itu maka
rumah anda akan kami sita sebagai gantinya dan bapak harus angkat kaki dari
rumah bapak”kata mereka.
Dua
orang tersebut akhirnya pergi, sang Ayah pun mulai bingung mencari uang kemana ,ia pun mencari uang seharian, namun hasilnya
nihil, dan ia memutuskan bahwa ia ingin berdoa kepada Allah selama 2 hari
kedepan untuk diberikan jalan keluar yang baik dari semua masalah-masalah yang
ia hadapai tersebut.
Hari
kedua menjelang penagih hutang tersebut datang ia pun mulai putus asa tak ada
harapan di benaknya. Malam hari dia berfikir untuk mencoba bunuh diri lagi,
namun ketika semua sudah siap, dia mendengar suara pukulan pintu depan
rumahnya, sang Ayah ketakutan ,dia berfikir kepada kedua orang penagih hutang
“kenapa datang sekarang, janjinya kan besok”
Ketika
ia sudah membukakan pintu dengan waspada, ternyata muncul seorang sosok
laki-laki dan ternyata taman kuliahnya dulu di pembangunan, “loh kamu to…wan,
mari silahkan masuk, maaf kalau rumahnya kecil”kata Ayah sambil mengantarkan
pria tersebut keruang tamu, “taka apa-apa”kata Wawan, “ada apa malam-malam gini
kamu kesini wan?”kata Ayah, “ya silaturahmi yang pertama, kedua aku ingin mengajak
kamu berbisnis proyek besar, kamu kan terkenal dengan pemborong yang handal
yang mengerti harga, tolong kerjasama mu, ya lumayan lah uang gaji kamu nanti
kalau mau ikutan”kata Wawan, sang Ayah berfikir bahwa ini kesempatan bagus
untuk mendapatkan uang dan sangat membutuhkan uang tersebut, “memang berapa yang
berani kamu tawarkan kepada ku wan?”kata Ayah sambil menyinggung.
“ya
sekitar 30 juta wan”kata Wawan, “, “tetapi uangnya hari ini harus ada wan”kata
Ayah tanpa berfikir panjang, “kalau saya punyanya 20 juta tunai nanti dari ATM
karena bank tutup 10 jutanya besok aja ya ”kata Wawan, “Ya sudahlah aku terima
tawaranmu,ehm..maaf ya wan Istriku baru pergi jadinya minumannya seadanya”kata
Ayah.
“Tidak
apa-apa,sip kalau begitu, mari ku antar segera ke ATM”kata Wawan sambil
mengajak sang Ayah. Pagi harinya dua orag penagih hutang datang, lalu sang Ayah
membayarkan hutangnya, saat bersamaan sang Istri pulang dengan mudah terharu
berlari untuk memeluk sang Ayah bersama anak-anaknya, “maaf yah..setelah ibu
berfikir sebaiknya kita tidak cerai”kata Istrinya sambil menangis sang Ayah pun
meberikan uang kepada Istrinya sisa dari gajinya dalam proyek bersama temannya,
“bu ini uang hasil jerih payah dari Ayah dalam bekerja untuk keperluan obat
anak kita dan lainnya,maafkan Ayah juga bu..Ayah khilaf”kata Ayah. Sang Istri
dan anak-anaknya pun terharu.
Akhirnya
keluarga tersebut menjadi rukun kembali dan hidup sejahtera serta sang Ayah dan
keluarganya rajin mengerjakan sholat dan amalan-amalan lainnya,karena ketaatan
seorang Ayah kepada Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar